Our social:

Latest Post

Sunday, March 26, 2017

Pantai Gurah Bahari, Destinasi Wisata Baru di Sisi Tenggara Kabupaten Blitar


Berada di ujung tenggara wilayah kabupaten Blitar, wilayah kecamatan Wates memang mempunyai potensi wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Pantai Gurah Bahari, yang terletak di Desa Tugurejo Kecamatan Wates Kabupaten Blitar. Berjarak sekitar 10 km dari Kantor Kecamatan Wates, trek jalan yang bisa dilalui adalah perempatan pasar Wates ke arah selatan, belok kanan, lurus melewati Kantor Desa Tugugrejo. Dibutuhkan perjalanan sekitar 30 menit dari kantor desa Tugurejo untuk sampai ke lokasi pantai.

Sebelum memasuki lokasi pantai, ada satu titik spot yang bisa dikunjungi. Yaitu gardu pandang couple, atau warga masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan istilah Kopel. Konon, waktu jaman penjajahan Belanda di tempat ini terdapat menara pengintai lengkap dengan teropong yang berfungsi untuk melihat situasi dan kondisi pantai-pantai di sekitar Blitar dan Malang Selatan. Karena lokasi ini memang sangat strategis, tanpa menggunakan menara pun, dengan mata "telanjang" dapat dilihat 4 pantai sekaligus yaitu Pantai Modangan di Kecamatan Donomulyo kabupaten Malang, Pantai Gurah Bahari, Pantai Jolosutro, Pantai Serang di Kecamatan Panggungrejo dan Pantai Serang. Termasuk satu spot baru dari tetangga kita, yakni wahana paralayang di sebelah Pantai Modangan.

Jalan akses menuju Pantai Gurah
Bahari, saat ini memang masih perlu pembenahan. Untuk menuju lokasi pantai, jalan yang harus dilalui adalah menuju arah selatan melalui jalan desa, yang akhirnya nanti tembus ke Jalur Lintas
Selatan yang kondisinya saat ini masih tergolong "menantang". Untungnya hal ini tidak menyurutkan semangat dari Pemerintah Desa Tugurejo beserta masyarakat untuk bersinergi "membesarkan" Pantai Gurah ini. Bahakan pada tahun ini, Pemerintah Desa Tugurejo telah berhasil membangun jalan makadam menuju jalur lintas selatan (jls). Kepala Desa Tugurejo, Supangat menuturkan bahwa upaya ini merupakan langkah nyata dari pemerintah desa dalam upaya mengembangkan potensi wisata di desa Tugurejo. Bahkan kepedulian Kepala Desa Tugurejo (Supangat), terlihat tatkala ikut mendampingi dan memfasilitasi Tim Percepatan Pariwisata Kecamatan Wates saat melakukan kunjungan ke Pantai Gurah Bahari dan gardu pandang couple. Selain "turun gunung" sendiri Supangat juga mengajak komunitas trail yang ada di sekitaran Wates untuk bergabung dalam rangka mendampingi tim melakukan "pemotretan" obyek wisata di pantai gurah bahari.

Salah satu "penampakan" sekaligus menjadi pembeda yang hanya dimiliki oleh Desa Tugurejo adalah, banyaknya moda transportasi Jeep Hardtop, menurut informasi yang diterima jumlah pemilik Hardtop di lokasi ini berjumlah sekitar 30 buah. Maklumlah, karena lokasi dan Medan yang begitu ekstrem menuntut masyarakat untuk mempunyai alat transportasi ini untuk mengangkut hasil panen mereka yang sebagian besar berada di sekitaran Jalur Lintas Selatan (JLS). Keberadan Jeep Hardtop ini apabila di kelola dengan baik akan membuat ciri khas dan keunggulan yang tidak dimiliki obyek wisata pantai-pantai lain. Yaitu mempergunakan "kelemahan" akses jalan sebagai "kelebihan" dengan menggunakan jasa Jeep Hardtop sebagai alat transportasi menuju lokasi pantai.

Suatu sensasi yang luar biasa tatkala naik di atas Hardtop terbuka melintasi jalur lintas selatan yang menentang  pemandangan menuju ke lokasi pantai gurah. Lokasi jalan yang ada di dataran tinggi "memaksa" kita untuk melihat pemandangan yang begitu luar biasa, wonderful... Hamparan laut yang begitu luas seakan akan berada di atas kita sangat cocok untuk melepas kepenatan akan rutinitas sehari-hari. Satu hal yang direkomendasikan dalam melakukan trip ini adalah membawa gadget, baik HP atau Camera lengkap dengan tongkat narsisnya. Sangat disayangkan apabila momen di atas Hardtop tidak diabadikan di hape dan diunggah ke media sosial.. Seakan kita sedang melakukan adegan syuting salah satu program wisata di salah satu stasiun tv swasta.. My Trip.. My Adventure....

Sampai di lokasi pantai, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat indah. Terlihat di sisi sebelah kiri dinding batu karang yang indah kokoh berdiri. Pantai Gurah sendiri memang belum banyak pengunjungnya, sehingga pantai ini masih terlihat masih alami. Diperlukan suatu sinergi dari seluruh steak holder terkait untuk memajukan pantai ini. Mumpung kondisi pantai masih dalam kondisi seperti ini. Kelompok pengelola pantai diharapkan membuat master plan rencana tata ruang penggunaan bangunan di pantai ini, sehingga ke depan lokasi bangunan yang ada akan menjadi tertib.

Di lokasi pantai ini, terdapat sekitar 15 orang nelayan dari warga sekitar desa Tugurejo, selama ini hasil tangkapan nelayan masih diambil oleh tengkulak. Sebelum nelayan mendarat, terlebih dahulu mereka sudah menghubungi para tengkulak untuk menjemput mereka di lokasi pantai. Ke depan, hal ini sering perlu disinergikan dengan rencana penataan wisata di pantai gurah. Pengelola pantai sebaiknya  membuat semacam kedai makanan yang menjajakan makanan khas ikan segar dari tangkapan nelayan di pantai gurah bahari.

Tidak jauh dari tempat parkir perahu nelayan, tepatnya  di sebelah kanan pantai, terdapat sebuah muara sungai yang terlihat airnya sangat jernih. Sekali-kali deburan ombak pantai menyatu dengan air sungai yang tawar. Di lokasi ini, pengunjung yang mengajak anaknya dapat menggunakan titik ini untuk tempat bermain anak-anak. Karena lokasinya relatif "aman" dari deburan ombak pantai.

Saat ini Tim Percepatan Pariwisata Kecamatan Wates sedang berkomunikasi intensif dengan pemerintah desa Tugurejo dalam upaya percepatan pembukaan wisata di pantai gurah ini. Salah satu rekomendasi dari Tim adalah  membuat paket wisata di couple dan pantai gurah bahari. Calon pengunjung cukup memarkir kendaraan di sekitaran couple, sekaligus menikmati view' dari lokasi ini selama beberapa menit. Setelah itu disediakan moda transportasi berupa jeep hardtop untuk membawa pengunjung ke lokasi pantai gurah bahari dengan menyusuri keindahan pemandangan alam  di jalur lintas selatan. Sekaligus pengunjung yang suka tantangan ekstem bisa diantar (ke tetangga) untuk menikmati sensasi paralayang mengitari pantai selatan di atas pantai Modangan.  Dukungan dari warga masyarakat sekitar dan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh masyarakat sekitar sangat membantu dalam upaya pembangunan sektor pariwisata di pantai gurah bahari ini.

Sunday, March 19, 2017

Upacara Melasti se Blitar Raya di Pantai Jolosutro Wates Blitar

Minggu, 19 Maret 2017 merupakan hari yang amat penting bagi umat Hindu yang ada di wilayah Blitar Raya, yang meliputi Kabupaten dan Kota Blitar. Seluruh umat Hindu di Blitar Raya secara bersamaan hasir di pantai Jolosutro Desa Ringinrejo Kecamatan Wates, salah satu Pantai terbaik di Kabupaten Blitar. Terbaik, kiranya kata ini tidak berlebihan, karena setiap tahun umat Hindhu di Blitar raya (dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan tertentu) rutin melakukan ritual ibadah “Melasti” dan akhirnya menentukan pilihan untuk melaksanakan di pantai Jolosutro ini.

Melasti sendiri merupakan ritual pensucian jiwa dengan mengambil air di samudra, dan merupakan salah satu rangkaian peribadatan umat Hindu dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi. Tema upacara melasti pada tahun ini adalah “Jadikan Catur Brata Penyepian Memperkuat Toleransi Ke-Bhinekaan Berbangsa dan Bernegara Demi Keutuhan NKRI”. Terlihat sekitar 2.000 orang lebih yang hadir untuk mengikuti acara malasti ini. Mereka hadir secara tertib dan rapi duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk mengikuti ritual. 
Masing-masing dari perwakilan wilayah terlihat membawa bekal yang ditaruh berjajar rapi di sepanjang pantai lengkap dengan identitas wilayahnya masing-masing. Disamping panggung utama terlihat, kelompok seni karawitan dari kecamatan Doko lengkap dengan sinden, yang secara “live” mengiringi ucapan dari pemuka agama.


Cuaca saat itu memang cukup bersahabat, meskipun sempat gerimis kecil turun, akhirnya cuaca menjadi cerah pada siang harinya. Adanya pohon cemara udang yang mulai tumbuh subur sangat meneduhkan bagi warga umat Hindhu untuk beribadah, karena mereka hanya memerlukan tikar saja sebagai peralatan duduk dan tidak perlu membawa tenda, karena sudah teduh karena dilindungi oleh pohon cemara udang. Sungguh sebuah langkah yang perlu diapresiasi, karena masyarakat Jolosutro dengan bimbingan Pemerintah Desa, Kecamatan Wates dan dinas-dinas terkait berhasil membuat suasana di Pantai Jolosutro yang dulu gersang menjadi lebih sejuk dan asri.

Sekitar pukul 10.30 WIB. Dilakukan upacara larung sesaji, yaitu dengan membawa “ubo rampen” yang telah dipersiapkan untuk dilarung ke laut yang di bawa oleh pemuka yang telah bersiap sebelumnya. Pada saat ritual dimulai, tampak para “pecalang” lokal telah sigap dalam membentuk pagar betis untuk menjaga kelancaran ritual. Selain itu, para pecalang juga terlihat begitu sigap dan tanggal tatkala ada penonton yang tanpa sadar berdiri agak ke tengah laut. Karena ombak yang datang begitu besar dan tiba-tiba.

Hadir dalam acara ini Bupati Blitar, Bapak H. Rijanto, MM didampingi Kapolres Blitar, Dandim 0808, Ketua PHDI Provinsi Jawa Timur, Kepala Kantor Imigrasi Blitar, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Kepala Dinas Perhubungan, Guntur Wahono Anggota DPRD Kab Blitar, Muspika Kecamatan Wates, Kepala Desa Ringinrejo dan Sukorejo, serta Kepala Dinas/Instansi di Kecamatan Wates. Dalam sambutannya, Bupati Blitar mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Panitia Penyelenggara Melasti dan pihak-pihak terkait, yang bersinergi sehingga acara ini berlangsung dengan aman, tertib dan lancar sebagai salah satu wujud kebhinekaan yang ada di Kabupaten Blitar.

Kesuksesan acara Melasti di Pantai Jolosutro merupan perwujudan kerja sama yang baik, dari Panitia Penyelenggara, Muspika, warga Jolosutro, karang Taruna Desa Ringinrejo, Anggota RAPI, Forkom, Banser dan organisasi kemasyarakatan lain. Selama perjalanan kehadiran para pecalang dan relawan lain sangat membantu sekali dalam melancarkan perjalanan. Mulai dari pos Brongkos Kesamben sampai lokasi, sudah terlihat keberadaan para relawan radio komunikasi dari seluruh wilayah Kabupaten Blitar. Salah satu yang patut diapresiasi juga adalah kehadiran para Pecalang lokal yang bersinergi dengan relawan komunikasi dan aparat TNI/POLRI yang bersiaga di titik-titik rawan dengan termasuk, juga di titik jembatan darurat. Hal ini snagat membantu sekali para penggunjung dari dan/atau menuju Pantai Jolosutro.

Semoga di tahun-tahun mendatang kegiatan akan berlangsung lebih lancar dan (semoga segera teralisasi) perbaikan jembatan dan akses jalan menuju Pantai Jolosutro, salah satu Pantai “terbaik” di Kabupaten Blitar.



Sunday, March 12, 2017

Pesona Keindahan Air Terjun "Njumeg" Kecamatan Wates Kabupaten Blitar

Suasana air yang jernih berwarna hijau kebiruan menjadi ciri khas dari air terjun Njumeg. Suasana penat dan tegang tatkala melakukan perjalanan ke lokasi ini lunas terbayar tatkala begitu sampai di lokasi ini. Air terjun dengan ketinggian sekitar 15 meter, bermuara di kolam alam yang begitu luas dengan air yang jernih, sungguh suatu bentuk perwujudan kuasa Allah SWT yang ditampakkan pada kita semua di dunia ini. Satu kata yang pantas menggambarkan ini semua, wonderfull....

Melihat begitu luasnya lokasi kolam yang ada, kira-kira mampu untuk menampung ratusan pengunjung yang ingin berendam di lokasi ini secara bersamaan. Namun yang perlu diperhatikan kolam yang di tengah cukup dalam, sehingga diperlukan kewaspadaan diri. Suasana dinding batu di samping air terjun menambah elok pemandangan di lokasi ini. Pengunjung juga bisa berjalan mendekat ke lokasi muara aiir terjun, dengan cara jalan melingkar disamping kanan. Namun juga harus diwaspadai karena batu yang ada kadang ada yang licin. Suasana disini sangat tenang dan hening, hanya terdengar suara air terjun yang jatuh ke air yang mendominasi suara, sangat pas untuk "melepaskan" penat di piikiran setelah sibu dengan rutinitas yang setiap hari dilakukan.


Air terjun njumeg terletak di desa Ringinrejo kecamatan Wates kabupaten Blitar. Trek yang dapat diambil untuk dapat sampai di lokasi ini adalah dari arah kantor desa Ringinrejo ke sebelah barat lurus kurang lebih 2 km, ada pertigaan belok kiri lurus menuju akses Jalan Lintas Selatan (JLS). Setelah kurang lebih melakukan perjalanan selama 15 menit, akan sampai di lokasi JLS, ambil trek ke kiri melewati jembatan lurus ada sempalan jalan ke kanan, ikuti kurang lebih 15 menit perjalanan kita akan sampai lokasi.Jalan menuju lokasi, memang tergolong masih "perawan" diperlulan keterampilan  dan kendaraan yang mumpuni untuk dapat melalui jalan ini.

Banyak hal yang perlu dibenahi dalam rangka percepatan pembukaan wisata air terjun njumeg ini agar dapat dikenal, mudah diakses pengunjung dan rame dikunjungi warga. Besar harapan kita semua air terjun njumeg ini akan bisa muncul sebagai identitas, kebanggan dan sebagai salah satu sumber penghidupan masyarakat Wates dan sekitarnya. Apalagi ditambah lokasi air terjun njumeg yang strategis, yakni di sebelah selatan jalur lintas selatan. Jalur lintas yang sudah ditunggu-tunggu masyarakat (khususnya) Blitar Selatan termasuk Wates. Sehingga nanti di saat akses jalan JLS sudah dibuka, akan membuat akses menuju lokasi semakin mudah.
Jembatan di Jalur Lintas Selatan salah satu akses menuju Air Terjun "Njumeg"


Tim Percepatan Pariwisata Kec. Wates bersama Kades  Ringimrejo
Melihat potensi tersebut, Pemerintah Kecamatan Wates saat ini sedang berkomunikasi aktif dengan pemerintah desa Ringinrejo (dan pihak-pihak terkait) tentang upaya percepatan pariwisata khususnya di air terjun njumeg. Bahkan sejak Kepala Desa Ringinrejo dijabat Sdr. BINTORO, terlihat adanya upaya maksimal dalam rangka mengembangkan potensi wisata yang ada. Beliau semakin  intensnya berkomunikasi aktif dengan dinas terkait, salah satunya dengan mengusulkan perbaikan akses jalan menuju air terjun njumeg dan tujuan wisata lain di desa Ringinrejo khususnya dan kecamatan Wates pada umumnya. Sebagai catatan di desa Ringinrejo sendiri, selain obyek wisata air terjun njumeg ini, juga terdapat objek wisata lain antara lain Jurug dandang mas dan panti Jolosutro.

Diperlukan sebuah sinergi dari seluruh pihak-pihak terkait dalam upaya percepatan wisata di wilayah kecamatan Wates. Peran pemerintah (baik pemerintah desa, kecamatan, kabupaten), pihak swasta dan masyarakat sangat berperan penting dalam memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan kearifan lokal yang ada. Sehingga dapat turut serta menggerakkan sektor ekonomi di bidang pariwisata. Amin...

Friday, February 24, 2017

Air Terjun “Jurug Bening” Destinasi Wisata Air Terjun Dinding Batu Terbaik hanya ada di Wates Kabupaten Blitar



Mendengar Air Terjun “Jurug Bening” bagi warga masyarakat sekitar Blitar mungkin masih terasa asing. Jangankan menaruh minat untuk datang, lokasinya di mana saja masih belum tahu.
Di Kawasan Blitar Selatan ujung sebelah Timur, wilayah Kecamatan Wates mempunyai potensi wisata alami wisata alam yang tidak kalah mempesona dibandingkan  daerah-daerah lain di wilayah Blitar, bahkan di jawa Timur. Meski memiliki potensi besar untuk memikat wisatawan, Air Terjun “Jurug Bening” masih belum dikelola secara maksimal. Sehingga masih banyak warga yang tidak mengetahui keberadaan ‘surga yang tersembunyi ini’.

Perjuangan menuju Air Terjun “Jurug Bening”

Air Terjun “Jurug Bening” terletak di Dusun Sumberurip, Desa Purworejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar Jawa Timur. Berjarak kurang lebih 40km dari Pusat pemerintahan Kabupaten Blitar di Kanigoro. Trek jalur yang dapat diambil untuk sampai ke lokasi air terjun ini melewati pertigaan Brongkos (Pertigaan Jalur Malang-Blitar) ke arah selatan, melewati wilayah Kecamatan Binangun. Setelah melewati wilayah Binangun, masuk Desa Sumberaarum yang merupakan Desa yang menjadi pembatas wilayah Kecamatan Binangun dan Wates. Setelah itu di pertigaan ambil arah ke kanan menuju Pasar Bantengan (Desa Tulungrejo Kec. Wates). Dari Pasar Bantengan, ambil arah ke Kanan, langsung lurus melewati Jalan Rabat Beton dan mengikuti trek jalan yang ada. Kurang lebih 2 km dari jalan rabat beton sudah sampai ke lokasi Parkir. 
Dengan perjalanan dan medan yang cukup ekstrem, dan curam barulah sampai pada lokasi Air Terjun “Jurug Bening”. Sebenarnya ada lagi pintu masuk yang lebih “bersahabat” tapi harus memutar denganjarak yang lebih jauh. Untuk smentra trek jalan yang dilalui sangat tidak direkomendasikan untuk anak-anak dan ibu-ibu yang kurang “vit” mengingat trek yang dilalui dengan sudut kemiringan lebih dari 45 derajat. Meskipun demikian, semua letih dan lelah seolah terbayarkan tatkala sudah tiba di lokasi Air Terjun “Jurug Bening”. Subhanalloh….. Begitu luar biasa, hasil karya-Nya yang terukir di lokasi ini.

Pesona Air Terjun “Jurug Bening”

Kesan pertama yang kita dapat tatkala pertama kali melihat Air Terjun “Jurug Bening” adalah keindahan batu-batuan hitam mengkilap yang tertanam rapi dan terstruktur yang menjadi dinding dari air terjun ini. Banyak rekan dan teman yang setuju bahwa, Air Terjun “Jurug Bening” ini (mungkin) merupakan air terjun berdinding bantu yang terbaik yang ada di Indonesia. Belum pernah dijumpai di lokasi lain ada air terjun dinding batu yang seindah di lokasi ini. 
Kealamian Air Terjun “Jurug Bening” juga sangat terjaga, gara-gara tempat ini masih jarang banget dikunjungi wisatawan. Kita pasti akan dibuat kaget, karena kok bisa air terjun seindah ini dibiarkan begitu saja tanpa pengelolaan yang mumpuni. Padahal jika serius, manfaat dari keberadaan Air Terjun Air Terjun “Jurug Bening” sangat bisa dirasakan oleh warga Desa Purworejo dan sekitarnya.
Air Terjun “Jurug Bening”  ini memiliki beberapa tingkat dengan ketinggian dan jarak yang berbeda. Sehingga kita  bisa duduk santai di atas bebatuan besar sambil menikmati segarnya suasana.
Air terjun ini mempunyai ketinggian kurang lebih 25 meter yang diukur dari dasar sungai. Terbanyang begitu elok dan gagahnya air terjun ini. Tampak dari kejauhan Air Terjun “Jurug Bening” terlihat seperti benteng yang sangat kokoh

Di  ujung air terjun, terdapat  kolam air yang sangat jernih. Kejernihan kolam terlihat dari warna air yang berwarna hijau ke biru-biruan. Suasana keseharan juga terasa tatkala berdiri di batuan samping kolam, hembusan air yang jatuh dari atas terasa sejuk sekaligus menyegarkan kejenuhan jiwa dan raga yang berada di lokasi ini. Sungguh suatu bentuk kekuasaan Allah SWT yang dilukiskan dalam bentuk “pahatan” bebatuan yang tersusun rapi di lokasi Air Terjun “Jurug Bening” . Keindahan Air Terjun “Jurug Bening” tidak hanya di air terjun dan kolamnya saja. Di samping kiri air terjun juga terdapat tebing dengan dinding batu hitam dengan sudut kemiringan hampir 90˚ terlihat sangat kokoh berdiri menambah “nilai’ ke-elok-an Air Terjun “Jurug Bening” .
Melihat potensi yang begitu besar, sangat realistis bahwa lokasi Air Terjun “Jurug Bening” akan banyak dikunjungi warga masyarakat Blitar dan sekitarnya. Sehingga akan dapat meningkatkan derajat kesehahteraan warga masyarakat sekitar. Banyak catatan yang perlu dibenahi dalam rangka proses pengenalan, pembangunan, penambahan fasilitas maupun promosi wisata di Air Terjun “Jurug Bening”  ini. Diperlukan sinergi dari seluruh lapisan masyarakat (khususnya warga masyarakat Desa Purworejo Kecamatan Wates), Pemerintah Desa dan lembaga, Dinas/Instansi/lembaga Sekolah di kecamatan Wates dengan bimbingan dan arahan dari Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. 

Saat ini, dalam rangka percepatan pembukaan lokasi wisata di Air Terjun “Jurug Bening”, Pemerintah Kecamatan Wates sedang berkomunikasi intensif dengan Pemerintah Desa Purworejo dan pihak-pihak yang berkepentingan, agar supaya dalam waktu dekat objek wisata ini dapat di launching sehingga masyarakat luas dapat ikut menikmati pesona keindahan Air Terjun “Jurug Bening”, air terjun dinding batu yang eksotis yang hanya ada di Purworejo, Wates.

~ Wonderful Wates ~ Pesonana Keindahan Alam di Kecamatan Wates Kabupaten Blitar


Sunday, February 5, 2017

Pantai Jolosutro terus berbenah untuk menjadi Destinasi wisata pilihan di Blitar

Pantai Jolosutro merupakan satu pantai yang berada di wilayah Kecamatan Wates, terletak di balik Pegunungan Gondang Tapen Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Pantai Jolosutro berjarak sekitar 30km dari Jalur utama Malang-Blitar (pertigaan Brongkos). Jalur lain yang dapat ditempuh adalah melalui jalur Lodoyo via Panggungrejo dan Binangun. Di sepanjang jalan medan yang dilalui tergolong sangat menantang dan khas Jalur Blitar Selatan (Semoga ke depan akan lebih baik), meskipun begitu begitu sampai di lokasi Pantai semua "terbayarkan" begitu melihat keindahan panorama di sepanjang Jalur ke Pantai Jolosutro.

Memasuki wilayah pegunungan di wilayah Binangun, kita dapat menyaksikan panorama keindahan di wilayah Blitar utara, begitu indah nampak di sebelah utara pemandangan bukit-bukit, serta rumah-rumah penduduk yang berjajar rapi serta penampakan Gunung Kelud dan Gunung Kawi yang  berdampingan sekaligus menjadi batas wilayah Kabupaten Blitar di sebelah utara. Memasuki wilayah Kecamatan Wates, yaitu Desa Sumberarum nuansa pemandangan siri khas Blitar Selatan semakin kental. Salah satu diantaranya, yaitu tatkala musim penghujan mulai tiba kita akan disuguhi pemandangan di sekitar kiri kanan jalan tanaman Jagung yang tumpang sari dengan tanamana cabe. Pada saat musim penghujan baru tiba, para warga lokal menanam jagung di lahan yang sudah dipersiapkan sejak musim kemarau. Bahkan warga juga tak segan memenfaatkan halaman rumah mereka untuk menanam jagung, karena di daerah ini ladang hanya berupa tadah hujan. Setelah jagung mulai tumbuh warga mulai menanam cabe, sehingga apabila jagung sudah panen cabe sudah mulai tumbuh, berbuah dan siap untuk di petik. Tak heran kalau daerah di wilayah Kecamatan Wates juga dikenal sebagai sentra penghasil cabe.



Memasuki wilayah Desa Ringinrejo, jalan yang dilalui sudah relatif baik. Kurang lebih sekitar 15 menit perjalanan akan sampai di Lokasi Pantai Jolosutro. Setelah kurang lebih 10 menit perjalan terlihat panorama pegunungan Gondang Tapen yang begitu indah, di sekitar jalur ini juga rencana akan dibangun Jalur Lintas Selatan (JLS) yang jembatannya sudah terlihat kokoh berdiri. Pegunungan Gondang Tapen sendiri merupakan pegunungan yang menjadi pembatas antara lokasi pantai dengan Pemukiman warga. Dari kejauhan tampak keindahan pantai Jolosutro mulai terlihat dari jalan di sepanjang pegunungan
Satu hal yang menarik di lokasi ini, adalah adanya tanaman buah melon yang dapat dijumpai di samping jalan. Dengan kreatifitas dan keuletan warga, di lokasi ini buah Melon dapat tumbuh dengan baik dan subur. Bukan tidak mungkin, pada saat masa panen buah akan di "bundling" wisata Pantai Jolosutro dengan wisata petik buah Melon langsung dari pohon untuk lebih menarik perhatian wisatawan. Sehingga akan lebih meningkatkan hasil dari petani lokal karena langsung di jual ke pembeli. Selain melon, ternyata Jolosutro juga merupakan penghasil terbaik di Blitar Selatan. Hampir setiap hari hasil panenan pisang dari warga dikumpulkan untuk di jual ke daerah sekitar Kecamatan Wates. Sayangnya hasil yang melimpah tersebut belum bisa dioptimalkan oleh masyarakat sekitar. Diperlukan pendampingan khusus dari Pemerintah Daerah untuk membina warga sekitar agar diberi pengetahuan mengenai pengolahan hasil pertanian (khusunya pisang) agar dapat diolah menjadi camilan yang lebih bervariatif (misalnya Sale, Pisang Goreng Coklat Keju, Pisang Bakar, dll) yang akan menjadi oleh-oleh khas dan tentunya akan menambah penghasilan warga sekitar berbasis potensi lokal yang ada.

Satu hal yang perlu di apresiasi dalam pengelolaan Pantai Jolosutro ini adalah adanya sinergi yang baik antara berbagai kelompok masyarakat, baik karang Taruna, Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas), Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Salah satu indikatornya adalah sangat asrinya lokasi pantai, karena ditanami Pohon Cemara Udang. Dengan kegigihan, keuletan dan kerjasama yang baik di seluruh lapisan masyarakat. Lokasi pantai yang dulu panas dan gersang akhirnya menjadi sejuk dan asri karena ditanami pohon cemara Udang. Sugeng Hariono, salah satu anggota dari Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) "Rukun Jaya", mengatakan bahwa kegiatan penanaman Cemara Udang ini dilaksanakan sekitar 3 tahun lalu, yang di lakukan secara gotong royong oleh warga masyarakat. Keindahan tanaman Cemara Udang juga telah memikat hati para pelajaran dari Turen, Kabupaten Malang untuk melaksanakan kemah di Pantai Jolosutro.


Selain berhasil menanam Cemara Udang, para warga sekitar juga telah berhasil menanam Bakau untuk menjaga ekosistem di pinggian pantai. Pohon bakau yang ditanam tahun 2013 sudah terlihat tumbuh subur. Pohon bakau ditanam di sepanjang rawa yang terletak di sebelah utara pantai. Salah satu yang menarik dari keberadaan rawa di dekat pantai ini adalah fasilitas pemancingan di sepanjang rawa. Hanya dengan merogoh kocek Rp. 5.000,- pengunjung dengan bebas dapat melakukan hobby memancing seharian penuh tanpa batas dan bebas penggunaan stick panjing jenis apapun. Menurut informasi yang ada rawa ini mendapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur sebanyak 120.000 ekor benih ikan pada tahun 2012. Sehingga tak terbayangkan berapa saat ini ekor yang ada, setelah berkembang biak selama kurang lebih 4 tahun.



Tercatat ada banyak agenda kegiatan dari masyarakat yang dilaksanakan di pantai Jolosutro, baik agenta rutin tahunan maupun agenda insidentak dari berbagai kelompok masyarakat maupun agenda rekreasi para wisatawan dari daerah lain. Agenda rutin yang setiap tahun di gelar di Pantai Jolosutro adalah Melasti. Melasti merupakan acara tahunan yang dilakukan oleh umat Hindhu se Kabupaten Blitar yang biasanya dilaksanakan pada Bulan Syuro. Selain itu berbagai kegiatan dari kelompok masyaraat juga banyak yang dipusatkan di Jolosutro, antara lain Perkemahan dan pengelan daerah pesisir oleh SMP-SMA Turen Kabupaten malang, acara Kominitas Mancing Mania Blitar, Bakti Sosial dari ACT, dan lain-lain. Selain refreshing mereka juga melakukan kegiatan berupa penanaman pohon-pohon penghijauan dan berbagai jenis kegiatan bakti sosial yang berguna bagi masyarakat lingkungan sekitar pantai.


Dengan Sumberdaya dan Sumberdana didampingi potensi lokal yang ada di masyarakat, Semoga Pantai Jolusutro dapat menjadi salah satu Destinasi Wisata Favorit di Kabupaten Blitar.